writing

writing

Senin, 21 Oktober 2013

Merelakanmu



“Aku masa depanmu, bukan dia” teriak ku dalam diam.
Dia masa lalumu yang membuatmu dengan sendirinya datang kepadaku tanpa aku paksa.
Bagaimana bisa, saat aku membalut lukamu kemudian sembuh, kamu kembali pada orang yang melukaimu?.
Mengapa kamu tinggalkan yang ingin membahagiakanmu hanya untuk dia yang selalu menyakitimu? Harusnya aku sadar, saat itu datang, saat dimana aku sadar bahwa kamu dan aku hanya sementara.
Ikhlas. Iya, aku ikhlas. Ikhlas saat hatiku kuberikan padamu dan kau isi dengan warna, ikhlas juga saat kamu mengambil kembali warna-warna itu dari tempatnya semula.

Mungkin aku yang terlalu berharap, berharap kau akan mencoba melihatku dengan hati. Pernahkah kamu bayangkan seperti apa perasaanku saat aku tahu bahwa ada orang lain dihatimu dan itu bukan aku?.
Aku terbang terlalu tinggi dengan sayap yang kamu berikan, dengan sadar aku tau sayap itu kamu kendalikan, dan pada akhirnya memang kamu mematahkannya tanpa melihat seberapa tingginya aku terbang.
Aku terhempas. Kamu melihatnya? Tidak!. Karena kamu sibuk dengan dia: masa lalumu.

Aku sakit. Kamu merasakannya? Tidak!. Tidak karena aku tidak memohon padamu untuk berbalik melihatku lagi.

Kalau saja aku punya kemampuan membaca pikiranmu, mungkin aku tidak akan bertahan sampai sejauh ini, hanya untuk merelakanmu bersama masa lalumu lagi. Tapi sayangnya aku  tak punya. Maka, selamat ya, atas “kesembuhanmu” dan masa lalumu.

Oh iya, aku tak sudi kamu bawa ke masa lalumu, karena aku mantan masa depanmu yang kamu sia-siakan.
Camkan itu!.
Suatu saat nanti kamu akan merasakan apa yang aku rasakan, dan mungkin kamu juga akan mencicipi sakit yang aku alami, karena karma akan datang, Sayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Happy Cute Box Frog